Rencana bisnis HP

Mencermati kemelut yang terjadi di Hewlett Packard Corp. soal kebocoran informasi hasil meeting jajaran top management HP yang berbuntut mundurnya chairman HP Patricia Dunn, sungguh memprihatinkan. Informasi tersebut adalah mengenai rencana dan strategi bisnis HP ke depan.

Yang membuatku miris adalah, soal privacy yang konon di US selalu dijaga dan dihormati, kembali menjadi skandal yang menghebohkan, dan menjadi kasus yang kesekian kali yang terjadi baik di peruasahaan maupun di organisasi dan pemerintahan.

Kesempatan kali ini, tidak ingin kugunakan untuk membahas mengenai mundurnya personil - personil top HP. Tetapi menarik 'mengetahui' apa yang direncanakan HP sebagai strategi bisnis mereka ke depan. Ternyata memang membaca bocoran atau rahasia yang terungkap secara tidak sengaja menghasilkan sensasi yang menarik.

Rencana HP mengakuisisi perusahaan - perusahaan software infrastruktur seperti software security, storage dan blade server, menunjukkan bahwa HP pun bersiap terjun meramaikan jasa hosting dan data center.

Saya pribadi sangat percaya, bisnis hosting dan data center memang akan menjadi bisnis yang memiliki masa depan cerah dalam waktu dekat. Konsep Software as a service yang kini menjadi trend dan roadmap dari seluruh vendor software di dunia, memang sangat memerlukan infrastruktur layanan yang handal untuk dapat menjalankan software mereka.

Belajar dari Google

Minggu lalu 14 – 16 September di Griya Dharma Wulan, Sentul, Jawa Barat kami seluruh Intimedians, mengadakan acara tahunan retreat Intimedia.

Selain acara outbound training yang dibawakan oleh pihak SLDC (Sentul Leadership and Development Center) pada hari Sabtu, dua hari sebelumnya Kamis dan Jumat, aku memimpin teman – teman Intimedian membedah perusahaan dotcom yang paling hot saat ini yaitu Google. Kami ingin belajar dari mereka. Belajar membangun lingkungan kerja yang memungkinkan semua orang di dalamnya menjadi kreatif dan menghasilkan karya - karya besar.

Memang, diskusi soal Google dan kreativitas setiap Googler yang ada di dalam company itu tidak ada habisnya. Kekaguman dan kesan yang mendalam begitu dirasakan oleh setiap Intimedian yang ikut retreat.

Entah ada hubungannya atau tidak, setelah acara retreat itu ada beberapa Intimedian yang membeli buku Kisah Sukses Google terbitan Gramedia. Hal ini terpantau karena pembelian dilakukan via V2 (Virtual Vending).

Mari belajar dari Google!